Rabu, 16 Desember 2015

Tumpukan kertas

Sore ini kupandangi tumpukan kertas bertinta dalam kamarku.
Kurenungi sejenak, kutatap dalam lekat.
Aku sudah lupa berapa tepat jumlahnya. Aku juga lupa kapan aku mulai menambah jumlahnya.
1 demi 1. Kertas ini menjadi koloni. Melawanku, hingga aku kalah.
Tumpukan kertas, yang tak dibawa mati. Aku ingin bangkit melawanmu. Walau aku tak tau kapan aku bisa menang. Walau aku tak tau kapan aku bisa mengalahkanmu.
Sudah muak aku. Cukup sudah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar