Minggu, 02 Januari 2011

My broken Wings

         Dulu , hiduplah seorang putri yang terus menari. Dia sangat suka menari. Hingga suatu hari , kaki sang putri cidera, dan dia tidak boleh menari seumur hidupnya. Putri itu sangat terpukul , dia menanggis seharian. Sang Putri bagai kehilangan hidupnya,dia terus-terusan murung. Orang-orang disekelilingnya merasa iba melihat sang putri. Lalu pada suatu ketika, saat putri tengah termenung menyaksikan para ballerina menari,seorang pangeran menangkap matanya.              
"Dia seorang pemuda tetapi pandai sekali menari.",batin putri dalam hatinya. Singkat cerita, sang putri datang setiap hari ke pertunjukan balet itu hanya untuk menyaksikan pangeran itu. Pangeran yang menyadari itu berpikir
           "Wanita itu, dia setiap hari kesini. Apa yang di cari? Matanya seakan berkata 'Tolong Aku' , sungguh mengusarkan hati." .Suatu hari, sang pangeran menyapa putri. Putri terkejut dan dari sana mereka mulai berteman. Putri merasa nyaman saat bersama dengan pangeran, dia tak segan-segan memuji tarian pangeran. Putri tersebut juga terlanjur percaya pada pangeran,karena ia selalu bisa membuat putri tersenyum. Dan suatu ketika, sang putri menyadari perasaanya terhadap pangeran .Dia tau bahwa dia bukan mengagumi pangeran itu. Lalu diputuskannya, bahwa sang putri tak ingin kehilangan pangeran seperti dia kehilangan kakinya untuk menari.Sang putri yang dulu terpuruk , kini mencoba untuk menegarkan hatinya.Dia sangat ingin bersama dengan pangeran itu. Tapi ....
           "Aku akan segera pergi ke Paris",kata pangeran 
 “Disana , aku akan mengenalkan tarianku pada orang-orang Paris.Aku harus belajar disana”, lanjut pangeran.
Sang putri terkejut mendengar perkataan pangeran. Itu berarti dia tak akan bisa bersama-sama dengan pangeran selamanya. Saat itu, tanpa berpikir panjang dia menyatakan perasaannya terhadap pangeran .
            “Jangan pergi , aku tak tau apa yang kuharus lakukan tanpamu. Sudah cukup aku kehilangan tarianku, kini kau tak mau kehilanganmu. Aku cinta padamu. Karena itu tetaplah sini, aku mohon….”, sang putri berkata tanpa sadar,air matanya mengalir deras.
Kakinya tak mampu menopang tubuhnya lagi, dia berlutut. Pangeran yang kaget mendengar sang putri tak tau harus berbuat apa. Lalu akhirnya, dia tersenyum lembut lalu ikut berlutut dan membelai kepala sang putri yang terus terisak.
            “Kalau begitu,tunggulah aku. Saat ini, aku belum apa-apa. Aku tak mau terikat hubungan saat aku pergi. Biarkan aku melangkah sendiri dulu. Jika saatnya nanti, aku yakin kita pasti bisa bersama. Jangan menanggis. Kita tetap berteman ya? “, kata pangeran . Sang putri mengganguk. Dan janji jari kelingking mereka buat saat itu, bahwa kejadian ini adalah rahasia kecil mereka berdua
            Tetapi , ternyata janji yang mereka buat itu tiada arti. Saat hari keberangkatan Pangeran , sang putri yang sedang dalam perjalanan dihadang oleh para ballerina dari tempat pangeran menari. Mereka berkata, bahwa percuma saja putri menyatakan perasaannya. Bahkan mereka bilang itu hanya membuat pangeran susah karena harus memikirkan perasaan sang putri, bahkan diantara mereka ada yang berkata bahwa putri cacat seperti dirinya tak pantas berada disisi pangeran. Para ballerina jahat itu menertawakan sang putri malang itu. “Darimana orang-orang itu tau?”batin sang putri.
            Putri sadar bahwa sang pangeran tidak serius mengatakan hal itu padanya. Dan sekali lagi sayap sang putri harus patah. Dia mengurungkan niatnya untuk mengantar kepergian pangeran. Dia kembali kerumahnya, dalam perjalanan pangeran melihat sang putrid  dan memutuskan untuk menyapanya. Pangeran terkejut dengan padangan putri terhadapnya. Mata itu , bukan mata permintaan tolong lagi , tapi seakan berkata ‘aku tidak mau hidup lagi’ .
            “Pergilah, lupakan janji kita kemarin. Anggap saja kita tak pernah bertemu sebelumnya. Kita jalan hidup, seperti sebelum saat kita bertemu.”, tegas putri
Pangeran kebingungan dan bertanya apa yang terjadi. Sang putri berkata bahwa rahasia yang mereka janjikan ternyata diketahui oleh para ballerina. Sang Pangeran sontak kaget, ternyata benar bahwa sang pangeran yang telah menceritakan hal itu pada para Ballerina. Tetapi tak ada maksud untuk membuat putri terluka. Namun terlambat, sayap-sayap sang putri terlanjur patah dan rusak. Pangeran sadar ini salahnya, dia meminta maaf kepada Putri. Dia tak akan menggangu putri lagi, “akan hidup seperti jauh saat sebelum aku mengenalmu”. Pangeran pun pergi.
            Kini putri terus mengurung dirinya. Dia tak makan selama berhari-hari. Ditatapnya jemarinya, yang tampak kurus . Jika seperti ini terus dia hanya mati sia-sia, di berdiri memandang jauh keluar jendela. Dia tak bisa menari , dia tak punya lagi penopang hidupnya . Ting Ting Tang Ting Ting… Suara piano perlahan terdengar dari luar sana. Sang putri yang tak punya gairah hidup itu , seperti disadarkan olah suara piano itu . Kembali di tatapnya jemarinya yang kurus. Dan didengarnya alunan lembut piano.
 “Aku masih bisa bermain piano” batin putri.
.
Sejak saat itu, sang putri berlatih piano setiap hari. Usahanya tak sia-sia , dia selalu diminta untuk menggiringi para penari dipertunjukan.
Dia juga menjadi seorang pemusik. Lalu dia memutuskan untuk berkelana ke luar dari negerinya .Dan jika suatu hari nanti jika dia bertemu pangeran , dia ingin bilang
            “Meskipun kau mematahkan sayapku yang telah rusak , setidaknya aku masih bisa terbang walaupun tak setinggi dengan apa yang kuharapkan.”
Dan dia tak akan mendendam , dia bertekat akan mengucapkan itu dengan senyuman.

THE END
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar