Sabtu, 08 April 2017

Putar Arah Haluan

"Bodoh. Untuk apa kamu putar haluan."
Aku menatapnya, dia menghardikku bodoh karena kubilang aku ingin putar haluan.

"Aku butuh kapal kecil yang kurakit sendiri kemarin."
Dia tak hentinya menatapku heran. "Tak tau malu kau." dia semakin geram.
Sekarang makin menjadi seisi kapal telah diam-diam ikut menyaksikan percakapan kami.
"Sekejam apapun kalimatmu terhadapku. Aku tak ingin mengurungkan niat."
sekarang ada bisik-bisikan dari belakang kami. Mereka tampak heran dengan keputusanku.
"Kita sedang menuju satu arah, kamu sudah kuijinkan naik kesini. Dan sekarang kau ingin aku menurunkanmu sendirian?"
Aku menghela nafas berat. Ku tatap sekekeling bahtera ini. Hanya ada air dimana-mana hanya air. Kami sedang berada ditengah samudera. Hamparan biru beriak ini telah kami arungi untuk beberapa waktu. Untuk beberapa waktu itu juga aku berada dalam kapal ini. Terombang-ambing menuju tujuan yang menurutku sangat jauh. Bahkan ketika dia berkata tujuan itu dekat.
"Aku sungguh ingin kau menurunkanku dengan perahu kecilku. Sudah kukatakan aku ingin putar arah." suaraku sedikit meninggi. Nahkoda kapal yang sedari tadi berbincang padaku ini terlihat sangat tidak senang. Tidak dengan mudah dia membiarkanku turun dari kapal ini.
"Tak ingatkah, engkaulah yang menawarkan dirimu sendiri. Untuk berada di dalam kapal ini."
"Tapi itu semua karena aku belum tau apa tujuan. Karena aku belum tau kemana sebenarnya aku ingin sampai."




bersambung.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar