Jumat, 01 April 2016

Hei. Kamu. Pulanglah

lantai ini dingin
raga terlalu lama disini
tak beralih
pandangan tak bertuju
pikiran tak berkendali
ada yang belum datang
tidak
ada yang belum pulang
raga terus menantinya
dikala beban tetap dipikul pundak
lantai tetap setia menemaninya
dia menunggu kembalinya
raga inginkan ia pulang
hujan dipipi terus mengalir
ia menunggu sahabat
sahabat raga
sang semangat
yang terusir tanpa sengaja
yang terlempar dari raga
tanyakan sebab
karena kerikil ?
karena batu?
karena hujan ?
karena petir ?
salah.
karena raga-lah pengusirnya.
"Hei. Kamu. Pulanglah"
terus gumam nya.


ASN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar