Rabu, 26 Oktober 2011

Balasan dari Tuhan

kehilangan satu teman itu rasanya seperti kehilangan seribu teman yang kupunya.
Tuhan menghukumku... mungkinkah?
Hari ini aku menanggis karena seorang teman yang marah padaku. Saat aku menanggis teman-teman mengerumuniku. Aku memeluk seseorang teman erat. Aku menanggis tersedu-sedu dipelukkanya.
Temanku yang lain mulai bertanya-tanya... yang kulakukan hanya diam.
Aku terus menanggis, aku memang cengeng, aku ini emosional. Tapi aku selalu berusaha, agar setiap perkataanku tak menyinggung orang lain. Aku selalu berusaha agar tak kehilangan temanku, meskipun itu hanya satu.
Apa yang kamu rasakan saat temanmu marah, dan kaulah penyebabnya?
Rasanya seperti ada yang menghentam keras dada ini.
Dan apa rasa jika maaf mu tak di terima?
Rasanya seperti terjatuh kedalam jurang dan kau tak bisa kembali lagi.
Aku tidak menyalahkan temanku yang belum bisa meneriama maafku.
Aku menanggis karena aku marah pada diriku sendiri.
Mungkin untuk sebagian orang masalah ini, masalah kecil, mungkin untuk sebagian orang, masalahku tak perlu dipikirkan.
Tapi aku tidak bisa...
aku paling benci saat perasaan bersalah ini terus ada dihati.
Pikiranku terus melayang. .Senyum pun tak sanggup lagi kulakukan.Berlebihan? menurutku tidak.. justru air mata yang terus mengalir ini tak bisa membeli maaf seorang teman.
Dia salah satu dari teman-teman berhargaku.. saat dia marah, saat dia tidak menggangapku, saat dia tidak menoleh , saat dia tak menerima maafku...
Ya Allah, maafkan hambaMU ini, aku tau, tidak seharusnya kulakukan itu. Aku tau aku yang bersalah dengan semua pikiran kekanak-kanakkanku. Aku tau kau sedang menegurku saat ini. Kuatkan aku ya Allah... semoga masalah ini bisa kulalui dengan baik.. Amin

REALLY SORRY TO MY FRIEND, G.W ... aku akan berusaha untuk tidak menggulangi kesalahanku. Maaf...

2 komentar: